Di awal pertemuan dalam hujan ku bersimpuh di bahumu, bersandar penuh dengan kenyamanan. Saat itu ku merasa egois, egois akan kenyamaan ini, berharap dan meminta tetap senyaman ini.
Sepertinya alam selalu mendukung keberadaan kita, disaat bersama saling bermanja, saling beradu kenyamanan.
Saat itu cukup untuk kita tersadar bahwa cinta begitu indah untuk dirasakan, begitu lebih baik untuk suasana hati.
Saat itu cukup untuk kita tersadar bahwa cinta begitu indah untuk dirasakan, begitu lebih baik untuk suasana hati.
Saat ini juga aku hanya ingin tetap seperti ini,
Tetap dengan kenyamanan ini, dengan perasaan ini..
Namun kala itu ...
Kita sama sama kembali egois untuk saling mencinta..
aku selalu terpejam berdoa agar kita selalu dalam satu genggaman.
Tak lama itu kita hanya menyadari untuk tidak berlebih mencinta,
Semuanya telah pudar seperti langit biru tertutup awan hitam ...
Saat itu aku takut, takut semuanya memudar kala warna indah telah tergambar ...
Tak sampai hati ini memilih tinggal
Sampai perasaan ini memilih untuk meninggalkan
Perasaan ini begitu adil seperti alam menyuguhi terik dan gelap ..
Aku ingin tetap tinggal namun hati terlalu berat untuk mempertahankan ...
Dan kembali lagi seperti di awal.
Alam ikut seperti berbicara dikala mulut tak sanggup mengucap kata untuk berpisah ..
Seperti mengetahui segala isi hati dan pikiran.
Sejujur inilah akhir yang berat ,
Saat mata tak sanggup bertemu
saat sentuhan yang selalu nyaman namun kali ini sulit untuk dirasakan ,
Disaat pelukan yang selalu inginkan kini tak sanggup untuk dilakukan
Dan saat gengaman tangan yang begitu sulit untuk digapai ...
Dan kamu bisa rasakan ini ...
Hujan yang tiba-tiba begitu datang seperti yang paling memahami, memahami segala kata yang sulit terucap namun mata berbicara ...
Untuk itu maafkan untuk segalanya
Untuk perpisahan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya ...
Terima kasih untuk segala kenyamanan
Untuk setiap hujan yang selalu datang disaat tepat kita bersama ,
Ia seperti saksi bagaimana kita memulai dan bagaimana kita mengakhirinya ....
Tulisan oleh Cahya Tzurayya
Tulisan oleh Cahya Tzurayya
gambar: awakeningclaritynow.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar