Keberadaan club sepak bola tentu selalu diiringi
lagu “kebangsaan” yang terkandung didalamnya, biasanya, lagu ditujukan untuk
membangkitkan tim sekaligus menggambarkan seberapa besar tim tersebut di mata
pecintanya. Namun, jika pada umumnya lagu kebangsaan sebuah club memang sengaja
diciptakan untuk menggambarkan club tersebut, baik kebesaran club maupun
sejarahnya seperti Manchester United dengan Glory
Glory man United nya yang jelas-jelas menggambarkan rentetan gelar yang
mereka dapatkan selama ini, ataupun Chelsea yang bangga menyanyikan Blues Is The Color yang tegas mengatakan
kalau mereka adalah “biru” sebenarnya.
Tetapi, tidak semua club memiliki lagunya sendiri,
contohnya adalah Manchester City yang mengadopsi lagu Blue Moon milik maestro musik dunia, Frank Sinatra dan tentunya
Liverpool yang mengabadikan lagu You’ll
Never Walk Alone warisan dari penyanyi asli kota pelabuhan tersebut, Garry
and The Pacemakers.
Awal mula melekatnya ejaan “YNWA” di benak fans
Liverpool adalah ketika pelatih legandarisnya, Bill Shankly melihat
pertunjukkan yang digelar oleh Garry and The Pacemakers. Singkat cerita, merasa
tersentuh dengan petikan-petikan lirik lagu tersebut, tanpa ragu Shankly
langsung meminta izin kepada pihak Garry untuk menjadikan lagu tersebut sebagai
lagu kebanggaan publik Anfield, dan sampai sekarang lagu tersebut setia
dilantunkan oleh fans Liverpool. Sepertinya tidak ada fans Liverpool yang tidak
bisa menyanyikan lagu tersebut, sama halnya seperti kita orang Indonesia yang
tidak mungkin tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Selain memiliki lirik yang menyentuh dalam tiap
bait-baitnya, “YNWA” juga melahirkan sikap berjuang tanpa megenal kata
menyerah, seperti yang terkandung dalam penggalan bait pertamanya
“When You Walk Through a Storm,
Hold Your Head Up High”
petikan ini saja sudah cukup menggambarkan pesan
yang cukup dalam bagi para pendengarnya agar sekeras apapun masalah yang
dihadapi, kita harus tetap yakin dan terus maju melawan badai masalah yang sedang
kita alami, atau seburuk apapun performa Liverpool selama ini, kita sebagai
fans akan selalu menegakkan kepala dan terus mendukung club, karena kita yakin
pada saatnya nanti Liverpool akan kembali menjadi raja di tanah Britania,
seperti yang tertulis di bait selanjutnya
“At The End of a Storm Is a Golden Sky,
And The Sweet Silver Song of a Lark”.
Sejatinya, lagu ini memang tidak hanya
diperuntukkan untuk fans Liverpool saja, tetapi lebih ditujukan kepada kita
sebagai umat manusia agar selalu mau berusaha. Sekeras apapun batu karang yang
menghadang didepan, kita harus sanggup membelah karang tersebut agar bisa
melewatinya untuk terus berjalan dengan satu harapan dihati yang selalu kita
junjung setinggi mungkin. Lagu ini juga menyelibkan kisah kesetiaan yang
teramat sangat tanpa melampiaskan kesedihan didalamnya.
Selama lebih dari 20
tahun, Liverpool belum pernah merasakan gelar Premier League sekalipun, banyak
pelatih dan pemain hebat yang silih berganti datang ke Anfield dengan mengemban
mimpi yang sama, mengangkat trofi liga. tapi tidak adapula gelar liga yang
mampir ke kota kelahiran The Beatles tersebut, sudah tak terhitung pula
nyanyian fans untuk menguatkan para pemainnya menghadapi laga demi laga, tapi
masih belum ada gelar yang bisa dipersembahkan buat mereka.
Namun,
pemain tahu dan fans pun sadar bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan club
kesayangannya, seberat apapun permasalahan club, sekeras apapun ujian yang akan
dihadapi, fans tidak akan pernah membiarkan club berjalan sendiri, sembari mengikuti
alunan lirik
“Walk On Through The Wind, Walk On
Through The Rain, Tho’ Your Dreams be Tossed and Blown, Walk On Walk On With
Hope In Your Heart, And You’ll Never Walk Alone, You’ll Never Walk Alone”.
Dari setiap kata yang
terurai dalam lagu ini, nyatanya fans Liverpool benar-benar mengabulkan impian
dari tiap lirik yang terucap dari mulut Garry and The Pacemakers. Mereka tidak
peduli dengan apa yang terjadi dengan club selama ini, yang mereka tahu
hanyalah mendukung club dengan cara terbaik dari hati yang terdalam tanpa
membiarkan club berjalan sendirian menghadapi badai cobaan.
Sepanjang perjalanannya, “YNWA” tidak hanya
dibanggakan oleh fans Liverpool saja, tetapi sudah merasuki sebuah club besar
Skotlandia, Glasgow Celtic yang sudah lama ikut mengabadikan lagu ini. Celtic
Park pun terasa seperti Anfield tiap minggunya karena sesaat sebelum
pertandingan fans Celtic serentak menyanyikan You’ll Never Walk Alone.
Belakangan, club kuat Jerman, Borrusia Dortmund pun kerap melantunkan lagu
tersebut di Westfalen.
Baik pendukung Liverpool, Celtic, dan Dortmund
sama-sama dikenal memiliki basis fans yang sangat besar dan dikenal paling
loyal sedunia. Mungkin suatu kebetulan saja fans-fans club inilah yang pantas diberi
kehormatan menyanyikan anthem ini.
Bahkan, bagi sebagian orang, You’ll Never Walk
Alone sudah melampaui kapasitasnya, dari yang hanya sebuah lirik lagu menjadi
pegangan hidup bagi fans Liverpool. Tidak selalu berkaitan dengan club, fans
cukup sering mengandalkan kalimat tersebut dalam setiap kesempatan di kehidupan
sehari-harinya. Menunjukkan respek setinggi langit bagi mereka yang menimpa
masalah dengan mengandalkan kata “YNWA” saja sudah cukup menunjukkan kelas yang
berbeda yang ditunjukkan dari fans Liverpool, dan secara tidak langsung pula mereka
membawa kebanggaan nama club lewat setiap kalimat yang terucap, You’ll Never
Walk Alone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar