Apa yang terjadi jika sebuah club
terlalu bergantung pada satu orang saja? Tentu permainan tim pun hanya
bergantung pada seorang tersebut. Lalu apa yang terjadi jika orang tersebut
mengalami cidera? Tentu akan berdampak buruk terhadap tim. Dan apa yang akan
terjadi jika orang itu pindah ke club lain? Bisa jadi club yang di tinggalkan
akan mengalami kesulitan walaupun di sisi lain pihak club mendatangkan pemain
atau pelatih baru. Berikut adalah club-club yang mengalami kemunduran ketika di
tinggal oleh sosok penting dalam tubuh club:
1. Manchester United ( ketika di tinggal
Sir Alex Ferguson )
Bukan Wayne Rooney, Ryan Giggs,
Cristiano Ronaldo, apalagi Patrice Evra yang berpengaruh di United. Sir Alex
Ferguson lah satu-satunya orang yang paling berpengaruh di tubuh MU,
kebersamaan yang terjalin selama lebih 25 tahun telah membuahkan segudang
trofi. Semua kejuaraan yang pernah di ikuti sudah di kuasai, baik domestik dan
Internasional, dari liga Inggris sampai piala dunia antar club. Semakin menua
nya sang giver dari Skotlandia
tersebut dan keinginannya untuk menikmati masa pensiunnya pun akhirnya tak
mampu di bendung lagi, sempat menunda beberapa tahun akhirnya waktu jua yang
memisahkan kebersamaan kedua nya. Musim 2012-2013 adalah musim terakhir
punggawa MU menikmati hair dryer
treatment ala Fergie yang pada musim terakhirnya berhasil memberi kado
perpisahan yang indah berupa trofi liga Inggris ke 20.
Tanpa di nahkodai oleh Ferguson, club
kota industri tersebut langsung kelimpungan menghadapi kompetisi pada musim
berikutnya. Fergie yang rutin menonton United di tribun pun tak bisa mengangkat
moral pemain MU yang seakan kehilangan arah permainan sepeninggal Ferguson.
Pada akhirnya tim asuhan David Moyes hanya mampu “duduk manis” di peringkat 7
yang kemudian di ikuti dengan pemecatan sang suksesor.
2. Inter Milan ( ketika di tinggal Jose
Mourinho )
Orang mengatakan kalau dia adalah
seorang pembual dan bermulut besar, tapi semua bualan dan omongannya mampu di
jawab dengan sederet trofi juara yang pernah di rasakan. Inter Milan adalah
salah satu club besar yang berhasil membuktikan bualan dan omongannya tersebut,
La Beneamata di bawa bertahta di
singgasana Italia bahkan meraih treble di tahun kedua nya menukangi Inter
Milan. Liga Italia, Coppa Italia, dan liga Champions menjadi koleksi nya yang
sekaligus menjadikan Inter menjadi satu-satunya tim Italia yang berhasil meraih
3 gelar dalam satu musim. Raihan treble tersebut adalah gelar terakhir yang
bisa di persembahkan Mou karena pada tahun berikutnya The Special
One hijrah ke Real Madrid.
“hilangnya” Mourinho dari kota mode juga membuat Inter menghilang dari
perebutan Scudetto pada tahun-tahun
berikutnya. Gonta-ganti pelatih toh tak
membuat permainan Inter membaik bahkan menjelang musim ini berakhir Inter masih
berada di luar zona Eropa, lebih tepatnya hanya berada di posisi ke 8 klasemen.
3. Tottenham Hotspurs ( saat di tinggal
Gareth Bale )
Tottenham Hotspurs menikmati masa-masa
indah persaingan empat besar BPL selama masih ada Gareth Bale. Wales Wizard yang pada awal karirnya
bermain sebagai bek kiri terus ber transformasi menjadi winger yang haus gol. Pada masa kepemimpinan Andre Villas Boaz
pemain kidal ini bahkan tak jarang di mainkan sebagai ujung tombak dan seperti
membuat pemain lainnya “tidak bermain” karena lebih dari separuh gol Spurs pada
musim itu di cetak pemain lulusan akademi Southampton tersebut. Atas performa
nya tersebut Bale pun di anugerahi pemain terbaik liga Inggris pada musim
2012-2013.
Sadar akan potensi yang di milikinya,
Tottenham langsung membandrolnya dengan harga tak wajar senilai 100 juta euro
dan sudah pasti hanya Madrid yang mampu membelinya. Kepergian Bale seolah
membuka “kran” transfer besar-besaran yang dilakukan Spurs. Mulai dari Roberto
Soldado, Cristian Erriksen, Gylfi Sigurdsson, Pauliho, sampai Erik Lamela untuk
menutupi “lubang” yang di tinggalkan Bale. Lalu apa yang terjadi kemudian?
Totenham hanya menjadi bulan-bulanan tim lain dan tak bisa berbuat apa-apa
tanpa seorang Gareth Bale, pemain baru yang di beli pun seolah tenggelam
bersama nilai transfer Gareth Bale ke Spanyol. Dan pada akhirnya pun AVB harus
mengucapkan sayonara lebih cepat
sebelum musim 2013-2014 berakhir.
4. Liverpool ( saat di tinggal Luis Suarez
)
Liverpool yang bertumpu pada Suarez
selama 3,5 tahun kebersamaannya jelas selalu menebar ancaman bagi club peserta
liga Inggris lainnya. Terlepas dari semua tingkah polanya di lapangan El Pistolero tetaplah menjadi Striker
buas yang di takuti lawan-lawannya. Puncaknya musim lalu ketika dia nyaris
membawa Liverpool menjuarai liga Inggris dan hampir seluruh gol Liverpool di
cetak Suarez bersama duetnya Daniel Sturridge yang membuat dia meraih sepatu
emas Eropa dan pemain terbaik liga Inggris pada musim 2013-2014
Setali tiga uang Tottenham Hotspurs,
Liverpool juga merasakan hal yang sama. Jika ada istilah “club kembar” mungkin
itu bisa di sematkan ke Spurs-Liverpool. Tepat setahun berselang Liverpool
menjual pemain andalannya tersebut juga
ke Spanyol, tepatnya ke Barcelona. Disini lah istilah “kembar” bisa kita
sematkan untuk kedua club ini, kepergian satu pemain kunci dengan harga
selangit di barengi dengan kedatangan setumpuk pemain yang bisa dikatakan
“tidak jelas” kualitasnya. Hampir semua pemain baru yang di datangkan Liverpool
tidak memberi dampak apa-apa bagi Liverpool. Bahkan Raheem Sterling yang
bermain luar biasa musim lalu juga ikut-ikutan menjadi “biang kerok” kemunduran
performa Liverpool.
Pertanyaan nyeleneh pun muncul. Apakah Rodgers akan terkena dampak yang sama
dari beberapa diatas? Di pecat setelah kehilangan sosok orang yang berpengaruh
dalam tim? Will see
Tidak ada komentar:
Posting Komentar