Udah? Udah? Udah copras-capresnya? Udah cebong-kampretnya? Udah klaim kemenangannya? Selesai sudah keruwetan negara seiring berakhirnya Pemilu dan Pilpres 17 April kemarin. Sekarang hingga seterusnya kita bisa kembali hidup tenang tanpa dipisahkan antara 01 maupun 02. Tapi tentu, ini tidak menjamin apa-apa.
Walau begitu, saya setidaknya pantas berterima kasih dengan diselenggarakannya Pemilu pada Rabu kemarin. Berkat pesta demokrasi inilah mata batin saya kembali terbuka untuk menghidupkan lagi wandasyafii ini.
Adalah Andhika Manggala orang pertama yang membuat saya ingin kembali menulis di blog. Secara tidak langsung memang pengaruh yang dia berikan, tapi cukup berdampak signifikan dengan gairah ngeblog saya.
Suatu siang, Ketua Umum Warung Blogger yang akrab disapa Ucha ini meminta saya untuk membantunya dalam menyelesaikan tulisan berjudul "Setelah 17 April" di blognya. Setelah tanya ini tanya itu, saya menyanggupi permintaannya. Sayang, 400-an kata yang sudah saya setorkan tidak pernah benar-benar muncul di blognya.
Tapi dari situlah saya mulai sadar dan ingin kembali menulis di blog. Satu hari sebelum pencoblosan, wandasyafii pun lahir kembali dengan segala macam pertimbangan. Dua kawan saya, Andhika dan Yosfiqar Iqbal meminta saya untuk berpikir ulang sebelum ngeblog lagi.
Tujuan mereka jelas, mereka tidak ingin keinginan saya menghidupkan wandasyafii ini hanya karena semangat sesaat. "Wan mending senang-senang dulu sama yang gratisan, kalo udah nemu ritme nulisnya baru suruh Ucha ngerjan," kata Bang Yos di Grup WhatsApp, yang kemudian diamini Ucha.
Apa yang dikatakan Bang Yos 100 persen benar. Sudah hampir dua tahun saya kesulitan menemui ritme nulis di blog seperti dulu. Hal ini juga yang menyebabkan wandasyafii mangkrak selama 256 hari. Ini bukan jumlah hari saya tidak menulis di blog, tapi jumlah hari saya tidak bayar domain. YHA!
Jika soal menulis di blog, saya lupa tepatnya berapa hari. Mungkin nyaris setahun mengingat tulisan terakhir saya di sini mengenai kiper Liverpool, Loris Karius, yang membuat blunder konyol di final Liga Champions 2018 lalu.
Omongan Bang Yos tersebut benar-benar menjadi cambuk buat saya. Apalagi hilangnya ritme ngeblog saya disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang sangat padat. Masalah ini bukan soal waktu saja, tapi juga gaya penulisan dan, ya, ritme tulisan yang cukup berubah drastis.
Begini, saya sekarang menjadi reporter di salah satu media sepak bola yang diwajibkan menulis 12 artikel perharinya. Belum lagi gaya penulisan hard news yang menjadi makanan sehari-hari membuat perlahan tapi pasti, saya terbawa irama menulis sebuah berita dengan segala tata krama yang ada di dalamnya.
Cara ini secara perlahan mengikis gaya lama saya dalam menulis blog. Dalam ngeblog, saya orang yang cukup ceplas-ceplos dengan tulisan lumayan panjang. Tapi lama kelamaan saya kesulitan menulis di atas 500-an kata. Hal ini terjadi karena kebiasaan pekerjaan yang mengharuskan bobot satu tulisan tak lebih dari 200-an kata.
Jika dilihat sekilas, hal di atas tidak cukup menjadi alasan. Tapi bagi saya, ini benar-benar jadi masalah. Jelas saya tidak menyalahkan pekerjaan dan rutinitas di kantor. Ini murni faktor dari saya pribadi yang malas, mudah lelah, dan jengah jika diharuskan menulis terus menerus.
Beberapa kali saya coba menulis lagi di blog. Setidaknya ada dua tulisan yang sempat saya bikin tapi tidak pernah selesai. Kenapa tidak selesai? Ya karena itu tadi, saya mulai kesulitan menulis panjang seperti dulu lagi.
Tapi belakangan saya seolah dberikan pertanda baik. Di kantor, saya beberapa kali dipercaya untuk menulis panjang, baik itu Artikel Khusus, Legenda, maupun E-Magazine. Bahkan di rubrik Legenda, tiga tulisan saya mencapai seribuan kata per-artikel. Treatment ini jelas sangat membantu mengembalikan ritme tulisan panjang saya yang dulu.
Berbekal dengan trend tersebut, ditambah "pancingan" yang dibuat Ucha, saya akhirnya memutuskan untuk kembali menghidupkan wandasyafii. Saya yakin dan percaya bahwa masalah-masalah di atas bisa kembali terjadi beberapa waktu ke depan.
Lalu, setelah memutuskan kembali, apakah saya akan hilang lagi dari dunia blogger? Entahlah. Yang jelas saya tidak bisa pastikan akan produktif ngeblog seminggu sekali atau sebulan sekali. Saya hanya ingin memastikan bahwa blog ini tidak akan kosong sampai tiga bulan lamanya.
Ada banyak cerita yang nantinya saya bagikan di sini. Soal anak yang baru lahir, atau apa pun itu. Akan banyak pula keluh kesah yang akan saya nyinyirkan di sini. Baik soal buzzer XL jika nanti juga kembali, perpolitikan indonesia ke depannya, atau masalah yang saat ini punya dampak masif pada sisi humanis kita, gim online.
Dengan mengucap Bismillah, semoga saja tidak ada kembali-kembali berikutnya!!!
Walau begitu, saya setidaknya pantas berterima kasih dengan diselenggarakannya Pemilu pada Rabu kemarin. Berkat pesta demokrasi inilah mata batin saya kembali terbuka untuk menghidupkan lagi wandasyafii ini.
Adalah Andhika Manggala orang pertama yang membuat saya ingin kembali menulis di blog. Secara tidak langsung memang pengaruh yang dia berikan, tapi cukup berdampak signifikan dengan gairah ngeblog saya.
Suatu siang, Ketua Umum Warung Blogger yang akrab disapa Ucha ini meminta saya untuk membantunya dalam menyelesaikan tulisan berjudul "Setelah 17 April" di blognya. Setelah tanya ini tanya itu, saya menyanggupi permintaannya. Sayang, 400-an kata yang sudah saya setorkan tidak pernah benar-benar muncul di blognya.
Tapi dari situlah saya mulai sadar dan ingin kembali menulis di blog. Satu hari sebelum pencoblosan, wandasyafii pun lahir kembali dengan segala macam pertimbangan. Dua kawan saya, Andhika dan Yosfiqar Iqbal meminta saya untuk berpikir ulang sebelum ngeblog lagi.
Tujuan mereka jelas, mereka tidak ingin keinginan saya menghidupkan wandasyafii ini hanya karena semangat sesaat. "Wan mending senang-senang dulu sama yang gratisan, kalo udah nemu ritme nulisnya baru suruh Ucha ngerjan," kata Bang Yos di Grup WhatsApp, yang kemudian diamini Ucha.
Apa yang dikatakan Bang Yos 100 persen benar. Sudah hampir dua tahun saya kesulitan menemui ritme nulis di blog seperti dulu. Hal ini juga yang menyebabkan wandasyafii mangkrak selama 256 hari. Ini bukan jumlah hari saya tidak menulis di blog, tapi jumlah hari saya tidak bayar domain. YHA!
Jika soal menulis di blog, saya lupa tepatnya berapa hari. Mungkin nyaris setahun mengingat tulisan terakhir saya di sini mengenai kiper Liverpool, Loris Karius, yang membuat blunder konyol di final Liga Champions 2018 lalu.
Omongan Bang Yos tersebut benar-benar menjadi cambuk buat saya. Apalagi hilangnya ritme ngeblog saya disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang sangat padat. Masalah ini bukan soal waktu saja, tapi juga gaya penulisan dan, ya, ritme tulisan yang cukup berubah drastis.
Begini, saya sekarang menjadi reporter di salah satu media sepak bola yang diwajibkan menulis 12 artikel perharinya. Belum lagi gaya penulisan hard news yang menjadi makanan sehari-hari membuat perlahan tapi pasti, saya terbawa irama menulis sebuah berita dengan segala tata krama yang ada di dalamnya.
Cara ini secara perlahan mengikis gaya lama saya dalam menulis blog. Dalam ngeblog, saya orang yang cukup ceplas-ceplos dengan tulisan lumayan panjang. Tapi lama kelamaan saya kesulitan menulis di atas 500-an kata. Hal ini terjadi karena kebiasaan pekerjaan yang mengharuskan bobot satu tulisan tak lebih dari 200-an kata.
Jika dilihat sekilas, hal di atas tidak cukup menjadi alasan. Tapi bagi saya, ini benar-benar jadi masalah. Jelas saya tidak menyalahkan pekerjaan dan rutinitas di kantor. Ini murni faktor dari saya pribadi yang malas, mudah lelah, dan jengah jika diharuskan menulis terus menerus.
Beberapa kali saya coba menulis lagi di blog. Setidaknya ada dua tulisan yang sempat saya bikin tapi tidak pernah selesai. Kenapa tidak selesai? Ya karena itu tadi, saya mulai kesulitan menulis panjang seperti dulu lagi.
Tapi belakangan saya seolah dberikan pertanda baik. Di kantor, saya beberapa kali dipercaya untuk menulis panjang, baik itu Artikel Khusus, Legenda, maupun E-Magazine. Bahkan di rubrik Legenda, tiga tulisan saya mencapai seribuan kata per-artikel. Treatment ini jelas sangat membantu mengembalikan ritme tulisan panjang saya yang dulu.
Berbekal dengan trend tersebut, ditambah "pancingan" yang dibuat Ucha, saya akhirnya memutuskan untuk kembali menghidupkan wandasyafii. Saya yakin dan percaya bahwa masalah-masalah di atas bisa kembali terjadi beberapa waktu ke depan.
Lalu, setelah memutuskan kembali, apakah saya akan hilang lagi dari dunia blogger? Entahlah. Yang jelas saya tidak bisa pastikan akan produktif ngeblog seminggu sekali atau sebulan sekali. Saya hanya ingin memastikan bahwa blog ini tidak akan kosong sampai tiga bulan lamanya.
Ada banyak cerita yang nantinya saya bagikan di sini. Soal anak yang baru lahir, atau apa pun itu. Akan banyak pula keluh kesah yang akan saya nyinyirkan di sini. Baik soal buzzer XL jika nanti juga kembali, perpolitikan indonesia ke depannya, atau masalah yang saat ini punya dampak masif pada sisi humanis kita, gim online.
Dengan mengucap Bismillah, semoga saja tidak ada kembali-kembali berikutnya!!!
gambar: steemit.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar