Di dunia ini pasti ada satu atau dua, atau banyak hal yang
tidak kita sukai. Baik itu perihal seseorang, sebuah tempat, sebuah karya, atau
apapun itu yang berhubungan dengan keduniawi-an. Dan biasanya, hal-hal yang
tidak disukai itu akan mengganggu ketentraman hidup kita. Sebagai manusia yang
menganggap diri sendiri idealis saya mencoba membagi beberapa hal yang
tidak saya sukai. Apa saja:
Bani Taplak vs Bani
Bumi Datar
Bagi yang sudah baca beberapa tulisan saya perihal pilkada,
tentu kalian tahu kenapa saya tidak suka dengan kedua kubu "relawan" ini. Bagai
benih tanaman yang semakin tumbuh, ketidaksukaan saya pada mereka semua pun
makin hari semakin besar saja. jadi.....next
Selebtwit
Sebagai pengguna setia Twitter ada kalanya kekhitmatan saya
berselancar di Twitter terganggu dengan orang-orang yang mengaku dirinya
sebagai selebtwit. Dari sekian banyak selebtwit, Ada beberapa diantara mereka
yang masuk daftar hitam saya. Seperti Adelladellaideunited (bener nggak
tuh? Ya anggap bener ajalah ya), Falla Adinda, dan Fiersa Besari (Fiersa juga
seorang penulis dan penyanyi).
sumber: playbuzz.com |
Tentu saya tidak memfollow ketiganya,tapi saya bisa melihat
twit mereka dari reetweet-an beberapa teman Twitter saya. Mungkin alasan saya
tidak suka ketiganya terhitung alasan yang receh, karena twit yang mereka buat
terkadang penting enggak penting, nyambung atau enggak nyambung. Celakanya,
twit-twit yang sejatinya bisa kita tulis sendiri itu selalu di reetweet oleh
banyak orang. Ya, alasan saya yang receh berbanding lurus dengan twit mereka
yang receh pula.
Untuk karya Fiersa Besari di dunia literasi atau musik
sendiri, bait-bait kata yang ia gunakan terlalu bombastis, mengawang,
muluk-muluk, dan berat rasanya untuk bisa dinikmati oleh orang macam saya
(padahal baru liat judulnya doang, belom isinya. Hahaha. Apalo? Apalo? Apalo?)
Sudah semestinya kalian me-reetweet twitnya mz @kening_lebar
yang selalu menebar gelak tawa dan mewaraskan dunia. Ini serius!!!
Penyanyi dan Penulis
Kalo enggak tahu, hambok ya di buka lho sekali-kali. Masa
chek in Path pas liburan atau lagi ke tempat-tempat kece doang. Ahelah
Saya yakin, banyak di dunia ini, atau setidaknya di
Indonesia memiliki penyanyi yang enggak banget dan menciptakan lagu yang enggak
kalah enggak bangetnya dari si penyanyi. Untuk mz Virgoun yang salamnya kepada
dik Starla tak tersampaikan karena selalu bentrok dengan para Anak Langit, juga
mz Alexander Thian yang tampaknya ngefans sekali dengan grup band asal Inggris,
Keane, atau Almost is Never Enough nya Ariana Grande yang bisa kita nikmati
dalam bentuk buku (entah siapa nama penulisnya). Pesan saya hanya satu, lebih
selektiflah dalam memilih judul.
Dan Tere Liye. Muda-mudi mana yang tak tahu buku-bukunya? Ia
adalah satu dari sekian banyak penulis Indonesia yang bukunya berserakan di
toko-toko buku besar.di toko, Sudut, dan di rak sebelah mana kalian tidak
menemukan buku Tere Liye yang judulnya telah melebihi gelar Scotish Premier
League nya Glasgow Celtic?
Di balik rentetan buku yang telah ia cetak, ternyata Tere
Liye adalah seorang yang buta sejarah, buta pada sebuah kebenaran masa lalu
yang kini ia rasakan sendiri buah kenikmatannya. Berpegang teguh pada satu
kedunguan bahwa hanya kaum agamis yang berjuang dalam memerdekakan negeri ini
tanpa andil orang-orang nasionalis di dalamnya. Ini tentu menjadi kebodohan
paripurna di abad 21. Dan mungkin saja, Tere Liye adalah satu-satunya penulis
di muka bumi yang buta akan sejarah bangsanya sendiri.
Ernest Hemingway,
Noam Chomsky, dan Liverpool
Bagian ini berbeda dengan tiga bagian di atasnya. Saya suka
dengan karya-karya Noam Chomsky dan Ernest Hemingway. Banyak pula dari kita
yang mengamini tulisan-tulisan Chomsky yang dituangkan dalam buku“How The World
Works” atau “Who Rules The World”. Dan siapa juga yang tak tersihir jiwanya
ketika membaca “Lelaki Tua dan Laut” yang telah dicetak puluhan kali, atau
kumpulan cerita pendek yang dikemas menjadi satu dalam sebuah buku karya agung
Ernest Hemingway.
Dalam sebuah catatan yang katanya sangat rahasia
terdapat nama kedua penulis mahsyur ini yang dipekerjakan CIA sebagai alat propaganda mereka. Jika memang benar adanya, tentu kenyataan ini sulit untuk
kita terima. Terlebih pada Noam Chomsky yang karyanya tak jarang menyudutkan Amerika
Serikat sendiri. Tapi kemudian apakah saya membenci keduanya? Karya-karya nya? Belum
tentu . karena pemikiran-pemikiran mereka sedikit banyaknya telah mempengaruhi
pemikiran saya.
Lalu Liverpool? Sungguh disayangkan, saya baru menyadari
bahwa tim asal Merseyside ini tidak bagus-bagus amat (jika kata bapuk terlalu
berat untuk diucapkan) setelah saya mencintai Liverpool begitu dalam.
buzzer
buzzer yang saya
maksud di sini tentu saja buzzer politik bukan buzzer sebuah produk yang
tiap waktu memenuhi linimasa twitter. Ada beberapa buzzer yang tidak saya
follow karena alasan tertentu. Ada pula buzzer yang tetap saya follow sekalipun
tak jarang pandangannya berbeda dengan saya.
Akhmad Sahal, Tsamara Amani, Kang Dede, dan Fadjroel Rahman.
Makin hari saya semakin tidak mengerti dengan orang-orang ini. Pembelaan yang kian
banal mereka pada jagoannya terkadang membuat “relawan” ini tampak bodoh lagi
dungu. Orang-orang dengan pendidikan tinggi seperti mereka seakan rela
menggadaikan isi kepala demi langgengnya jalan calon gubernur duduk kembali di
balai kota.
Ketidak sukaan ini tidak serta merta membuat saya
meng-unfollow mereka. Saya justru tetap setia menjadi pengikut mereka dengan
tujuan ingin melihat sejauh mana kepentingan menghancurkan pikiran. Tak jarang,
saya beberapa kali mempertanyakan apa yang mereka utarakan di twitter.
Seperti Akhmad Sahal yang tetap melihat celah dalam kasus penyiraman
air keras yang diderita penyidik KPK baru-baru ini, Novel Baswedan yang
kemudian ia bandingkan dengan sosok Anies Baswedan. “Gus, suku Mante juga tahu
kalo kasus Novel hubungannya sama E-KTP, bukan Pilkada DKI”.
Atau bagaimana ambisi Tsamara Amani (yang ingin menjadi
gubernur Jakarta suatu hari nanti dan mengidolai sosok Megawati Soekarno Putri)
yang kerap mengajak kaum perempuan untuk terjun langsung ke dunia politik. “Mba
Tsamara yang cantik, Ahok dan Jokowi yang bersih saja, imejnya langsung jelek
saat jadi pejabat tinggi karena politik praktis negeri ini”.
Saya bukannya tidak percaya dengan kapabilitas Tsamara.
Dengan kondisi politik nasional yang semakin menjijikkan, seharusnya Tsamara
tahu itu, dan ingat dengan apa yang dulu pernah dilontarkan Soe Hok Gie;
Politik tai kucing.
Loh wan. Kok buzzer nomor tiga enggak lo sebutin? Buat apa
gue sebutin. Pertama, buzzernya enggak ada yang kompeten. Kedua, gue enggak
suka sama calonnya.
Dari paragraf pertama hingga paragraf kesekian, ada beberapa
orang yang tidak ingin saya ketahui karena saya terlanjur menangkap pesan jelek
terhadapnya. Namun ada pula yang tetap ingin saya ikuti kiprahnya (walau sama
menjijikkannya) hanya untuk mengukur ke-netral-an saya dalam bersikap, dan
tentu saja demi terpenuhinya birahi nyinyir saya. hahaha
Milan ama Inter kagak masup, nih?
BalasHapusPen gw masupin. Tapi takut lo sama ucha gamau temenan lagi sama gw
HapusKirain nama gue bakalan masuk.
BalasHapusYa nggaklah Benaaa
HapusTapih gak unfoll aku khan?? Ia meski gak suka aku gak unfoll juga, sebagai informasi aja
BalasHapusTAKBIR!
BalasHapusTolonglah, selain @kening_lebar, @okymavlana juga dimasukan.
di postingan selanjutnya gw masukin. invoice jan lupa ky
HapusSaya juga gak follow nama2 yang mas sebut sih. Kalau di twitter saya jarang baca timelinenya, kecuali pas iseng ngecek hastag apa yg sdng populer saat itu.
BalasHapusBtw itu akun2 artis Indonesia tu beneran mereka sendiri yg ngetwit ya? Bukan asistennya? Aku suka mbandingin sama brp artis Korea/ Jepang gtu, timeline mereka malah jarang diisi, nah artis Indonesia selalu ada kicauannya hehe
Kalau akun buzzer, saya cuma folow yg sesama tmn blogger, tapi sesekali suka ngepoin jg sih profil dan isi kicauan buzzer. Dari mereka jd tau kabar terkini hehe
nggak ngerti mba itu emang mereka sendiri atau admin. kalo pun admin kayanya nggak satu admin doang kayanya
HapusMantap. Untuk postingan sejujur inilah sebenarnya fungsi blog seharusnya. Bukan melulu postingan iklan dkk. Meskipun ada beberapa ketidaksukaan Mas Wanda di atas yg menjadi kesukaan saya. Namun, tak mengapa. Toh tidak merubah selera masing2 ketika mengetahuinya.
BalasHapusAku hampir ga memfolow nama-nama yang ada di tulisan ini. Dari sekian nama yang ada yang aku tahu pun hanya Fiersa, Tere Liye, dan Kening Lebar. Yang aku follow sepertinya hanya Kening Lebar dan Fiersa.
BalasHapusTerima kasih karena tidak memasukkan Inter Milan ke dalam list ini, Mas.
kening lebar adalah candu bagi kita semua mba. hahahha
Hapusemang kenapa sama inter milan?
Kalo aku, gak suka itu gak harus benci. Ya biasa aja sih. Gak suka trus provokasi org biar ikut benci, ini yg gak boleh!
BalasHapusBtw, Surat utk Starla itu aku baru denger pas didangdutin. Sbnere lumayan sih
sepakat mba.
Hapusmungkin lagunya memang enak. tapi judulnya itu....duuuuuh wkwkwkk
Ah,,saya bkn folower mreka sepertinya. Update twitter aja jarang, hwhwhw
BalasHapusGak suka, gak usah nyir2. Gak faedah
waah....
BalasHapusBaca tulisan Mas Wanda kali ini bikin saya merinding. Begitu ngaliirrr...seakan idenya berlompatan di otak.
Bagus, Mas.
Saya jadi terbuka terhadap dunia yang sebenarnya. Karena emak-emak macam saya, mudah sekali otaknya dicuci.
Dan kemudian degan lagak yang paling bener, nyinyirin pihak tertentu.
Hadeuu...
Dunia ohh...dunia.
Hanya panggung sandiwara.
Kalau saya sih cukup melihat, mendengar dan merasakan aja mas.. tapi gak pernah Baper.. jadinya enjoy aja.. sosial media kan penuh kemunafikan jadi ya gak usah dimasukkan ke hati aja ��
BalasHapusawalnya saya juga nggak baper dan biasa aja. tapi makin lama kok ya mereka makin sering aja gitu, dan jujur ganggu banget sih. mau diunfol ya sayang-sayang wkwkwkwkkw
Hapusheheeheh aku malah ga tahu siapa siapa itu yg disebut sama wanda..
BalasHapustahunya cm harga cabe, harga bawang, harga tomat..
maklum yg difollow baru lambe turah doang..
bala balanya minceu..
hosip hosip ringan
With.... untung has tag #godain kamu ngga dimasukkan dalem list *deg deg an akunya
BalasHapusenggak mungkin lah masdon. aku suka banget lho sama hesteg #godainkamu
Hapusmenunya juga banyaaak dan enak-enakkan hehehe
aku kudet deh sama nama-nama selebtwit sama buzzer yg masuk daftar itu haha, berarti belum lulus jadi anak gahol social media nih :D
BalasHapusMungkin yang tadi disebutin ditulisan orang2 yg terserang penyakit nyinyir mas wanda, to sebagian besar aku gk kenal sm mereka, mungkin aku yg kudet cm denger selentingannya aja
BalasHapusSaya menemukan banyak sekali kontradiksi dan fallacy logic di tulisan ini, wan.
BalasHapusMari kita berdiskusi di tempat lain.
Sederhananya, kita bisa kok menyukai karyanya tanpa harus menyukai orang dibaliknya.
Seperti wanda yang ngefans sama kangen band.
pasti banyak yang keliru cha. soalnya ini unek-unek gw. dan unek-unek tiap orang beda-beda.
Hapusiya memang bisa. gw tetep bisa nikmatin karya noam chomsky atau hemingway sekalipun mereka disinyalir jadi agen CIA. kenapa? karena udah baca beberapa karya nya.
kenapa gw nggak bisa suka sama karya tere liye? ya karena gw duluan tahu cuitannya daripada buku-bukunya.
untuk kita diskusiin lagi pasti menarik banget ya. yuklah berempat diskusinya, sekalian kopdar. hehehe
Alhamdulillah ya buzzer produk dicoret dan buzzer event gak termasuk muehehe
BalasHapusItu surat cinta untuk starla aku sampai muak bgt pas kkn diputar terus. Pfft.
TERE LIYE WAKAKAKAKAKKAK ITU PALING AKU SUKA DAN SETUJU AH!
aku belom denger sih surat cinta untuk starla itu. baca judulnya aja udah meh. jadi ya males banget dengernya hahaha
Hapuspasti banyak emang yang suka sama karya tere liye. tapi pendapatnya beberapa waktu lalu itu fatal banget sih menurutku
kebanyakan orang memainkan path disaat liburan bener banget itu mas wanda. Akan tetapi, Buzzer politik bener juga perkataan mas haha
BalasHapusI love Hemingway and Chomsky tapi kalau Liverpool enggak ikutan deh.
BalasHapusikutanlah teh. biar sekalian hahaha
HapusSungguh bacaan berat Wan, satu penyesalan emak-emak lugu satu ini @Julayjo kenapa ga dimasukin *eh muehehehe
BalasHapusBtw kang dede masih saya follow tuh walo ga pernah juga dibaca tuwitannya, ga begitu penting emang. Terlalu frontal iya. Ga mau juga keluguan saya ternistakan kalimat2 tajam dia.okesip... Lain kali sebut kek nama @Julayjo yah *muaach
Iya benar, beberapa intelektual malah menggadaikan isi kepalanya dg beberapa statement yg rasanya kok nggak mungkin keluar dari intelektual.
BalasHapusDOTA or LOL
BalasHapusJangan ga suka ke eug dulu ya :((
BalasHapuswhaha iya banget, aku paling males baca buku yang judulnya sama kaya judul lagu. Ada juga yang judulnya sama kek judul film. Atau mirip dan cuma diganti sekata doang
BalasHapusAkuu sukaa banget malah sama karya-karya nya Tere Liye mas. wkwkkw ketidaksukaan relatif menurutku, tidak tentu yg org lain tdak suka adalah hal yg jelek atau buruk. wkwkw hanya masalah tingkat ketertarikan saja. hahaha
BalasHapusMusiman dan pasti ada,
BalasHapuskarena sumber daya waktu itu (pilkada/dll) melimpah