Bisa karena terbiasa. Ungkapan tersebut merupakan satu dari
sekian banyak ungkapan yang susah untuk dibantah. Sudah tak terhitung jumlah
manusia yang menjadi bisa karena terbiasa, sekalipun itu bukanlah keahlian mereka
sesungguhnya.
Menjadi bisa tentu bukan sekedar menjalani suatu hal yang
baru – misalnya – tanpa belajar dan kerja keras. Karena apapun yang kita
lakukan di dunia tak luput dari proses belajar. Albert Einstein mengubah dunia
karena ia terus belajar dari kesalahan-kesalahan ekperimennya hingga membuat ia
bisa, dan jadi fenomenal.
Rafael Nadal bisa menjadi petenis terbaik Spanyol sepanjang
masa karena ia terus belajar dan terbiasa mengayunkan raketnya, ketimbang
menendang bola seperti sang ayah. SBY bisa menelurkan beberapa album karena ia
– juga – terbiasa mendendangkan lagu di twitter waktu senggang.
Banyak dari kita yang pada akhirnya bisa melakukan suatu hal,
meski pada awalnya sulit – bahkan untuk sekedar – membayangkannya. Apa
sebabnya? Ya, karena kita mulai terbiasa melakukan hal tersebut. Seperti
kebanyakan teman-teman blogger misalnya, tentu tidak semua dari kalian
membayangkan jika akan menjadi seorang blogger dan wara-wiri dari satu acara ke
acara lainnya, mengendorse merk satu sampai merk lainnya. Bahkan tidak sedikit
dari kalian yang menjadikan nge blog
sebagai wadah mendulang uang.
Saya adalah bagian dari kalian yang bisa karena terbiasa.
Tak pernah terlintas dalam pikiran jika kini saya menjadi seorang blogger.
Hmmm...gadungan memang, karena tidak pernah diundang dalam setiap event blogger, atau mendapat rupiah
dari hasil menulis di blog. Tapi tetap saja kan, punya blog, dotcom pula.
Paripurna sudah.
Selain dikarenakan DA/PA, Alexa Rank, dan segala
perintilan-perintilan penilaian lainnya yang jauh dari kata mumpuni, yang
membuat saya tak pernah diundang ke sebuah acara, atau apapun itu namanya, karena hingga saat ini saya masih merasa sok idealis jika berbicara masalah tersebut.
Tema-tema dalam setiap tulisan saya pun masih itu-itu saja, jika bukan sepak
bola, ya politik, atau masalah sosial, atau sepak bola yang saya kaitkan ke
dalam politik yang kemudian menjadi masalah sosial kita. Yha
Keinginan saya ngeblog tidaklah terencana, malah dadakan,
terkesan nekat bahkan. Bermula dari rasa galau akibat tekanan hidup yang
melanda bangsat drama banget ini, saya pikir, satu hal yang bisa mengisi
kegamangan hidup dan rasa bersalah yang teramat sangat, yang saya alami ketika
itu hanyalah menulis.
Saya tidak pernah mengikuti latihan menulis sebelumnya,
dasar-dasar menulis pun saya tidak tahu. Dan blog? Apalagi ini, saya bahkan
tidak tahu menahu apa itu blog. Hingga tulisan pertama saya selesai pun, saya
bingung hendak kemana mengabadikan tulisan itu, hingga pada akhirnya seorang
teman menyarankan saya agar ngeblog, padahal dia bukan blogger.
Muncul kali pertama dengan rentetan tulisan sepak bola,
dengan nama blog yang – juga – sangat sepak bola, membuat saya mantap sebagai
penulis bola saja. Kepercayaan diri saya pun semakin tinggi saat menyadari
bahwa masih sedikit, hampir tidak ada bahkan (sepenglihatan saya di grup blogger yang saya ikuti) blogger sepak
bola di Indonesia.
Bertambahnya bahan bacaan, dan mulai tertariknya saya membaca
buku (setelah sebelumnya hanya baca essay-essay sepak bola dan politik) membuat
saya mencoba menulis di luar sepak bola. hingga akhirnya muncul beberapa
tulisan bernada sarkastis, review film, dan tulisan-tulisan nyeleneh lainnya.
Hingga sekarang, sudah berbagai jenis tulisan saya hasilkan.
Apakah tulisan saya bagus? Belum tentu, tapi saya yakin jika dilihat dari awal saya menulis
hingga kini, tulisan saya semakin membaik kualitasnya (setidaknya ini pengakuan dari beberapa teman). Namun, masih ada dua jenis tulisan
yang masih enggan saya lakukan. Yaitu tulisan mengenai travelling dan kuliner.
Jika menilik judul di atas, tentu hal ini bukan sesuatu yang tidak mungkin
untuk saya lakukan di kemudian hari.
Pertanyaannya, kapan saya mau nulis travelling atau kuliner?
Jawabannya, mbuhlah...
keagungan kalimat "bisa karena terbiasa" akhirnya telah membawa kita ke sebuah fenomena yang tak biasa, fenomena yang sejatinya berada di luar nalar sehat kita. yap, Andhika Manggala Kangen Band bisa menjadi pejabat Partai Demokrat.
Bangsaaattttt... Mau muji. Endingnya dibikin begitu. Tutup aja mas blognya tutup!!!!
BalasHapusHahahah *block*
HapusSetuju..menjaga idealisme dalam dunia tulis-tulis ini memang penting.
BalasHapusSalam kenal
Tatat
Salam kenal juga mba tatat
BalasHapusAnjay. A en je a ye. Ntaps!
BalasHapusGitu doang?
HapusUdah serius-serius, eh ending-nya apaan itu wakakakak
BalasHapusAku suka sama blogger yang masih mau ngejaga idealismenya. Soalnya udah jarang banget. Banyak yang bikin blognya jadi semacam ajang banyak-banyakan dapat uang. Sepenglihatanku sih gitu ya. Aku juga sempat pengin balikin konten blog kayak dulu setelah sempat penuh dengan tetek bengek iklan wahaha tapi masih proses.
Aku pun masih belum tertarik nulis soal travelling dan kuliner. Alasannya sederhana, sih. Karena udah terlalu banyak yang nulis dan cara ulasannya gitu-gitu aja. Kecuali Om Yos, aku suka cara nulisnya.
Bisa karena biasa. Kalau udah yakin begitu, gak ada yang gak bisa. Asal mau terbiasa.
nah setuju tiw. tulisan bang yos memang beda sih daripada tulisan travelling lainnya
HapusNgeblog sekarang emang tidak hanya sekedar menulis, ada yang untuk mencari pendapatan, ada juga yang senang2. Kalau saya, hmmm, sepertinya fifty2. Tdk semua event saya datangi, biasanya pilih2 (hari, tepatnya). Soal konten, berusaha keras utk menyeimbangkan antara nonsponsored dan sponsored post :D
BalasHapusYg penting saya menulis, krn kalau gak nulis di blog saya gak punya hiburan :D
sepakat mba. kalo emang ada kesempatan untuk itu, nggak mungkin ditolak memang. hahaha
HapusPengen banget ya dateng ke acara gitu? Nanti gue undang deh wan wkwkwkkw
BalasHapuswkwkwkwk. gw tunggu ky. ahahahaha
HapusBisa karena terbiasa, layaknya jatuh cinta karena sering jumpa dan berbagi cerita.
BalasHapusAyo ka wanda, bikin acara blogger sendiri, biar nanti bisa undang aku. Atau undang aku di pernikahanmu gapapa #lah
bisa ya mi. hahahah
HapusKenapa ujung2nya ke andika kangen band siiiiih hahahaha
BalasHapusUdah serius baca dari atas, malah ngakak diakhir
Btw buat saya menulis adalah bentuk mengingatkan diri sendiri sekaligus menyimpan kenangan karena keterbatasan memori diotak, jadi nulis aja biar gak lupa
wahahaaha spontan aja sih mba. hehehe
Hapussetuju mba, nulis bisa jadi sebagai alat pengingat. noted
huahaha endingnya please kak.
BalasHapusCoba deh kak nulis tentang bola dimix dengan kuliner. Keren tuh.
spontan aja sih man. wkwkwkk
Hapusnah, waktu itu sempet ada yang ngasih masukan begini. tapi ya rada bingung juga sih, kalo di mix sama bola, enaknya sih yang berhubungan dengan aturan makan pemain yang nggak boleh asal-asalan. *di noted dulu*
Judul artikelnya sudah sering gue jumpai...
BalasHapusBener. Banyak judul yang sama, tapi isinya beda. Kalo dibaca
HapusBisa karena terbiasa. Satu kali dapat job dari blog, lama-lama jadi kebiasaan job dan acara lainnya berdatangan. Tetap berkarya!
BalasHapusmaksudku pun kekgini, koh.
Hapuseh, emang bagus kok tulisannya, mengalir, sesuai passion kali yaaa...
BalasHapusntar kalo mbahas food atau kuliner, malah bukan wandasyafii banget >.<
wah kakros bener juga nih. hehe
HapusPadahal udah serius baca bagian pembuka sampe ke tengah, tapi kenapa harus ditutup dengan Andika sihh???
BalasHapusSemangat mas Wanda tetap banyak sharing tentang sepak bila, mungkin bisa nukis kuliner yg dimakan sama pesepak bola terkenal atau travelling ala Cr7
biar nggak serius-serius amat. wkwkwkw
Hapusbola tetap jadi pilihan utama kok. nah kalo makanan sama jalan2 ala pemain bola leh ugha tuh. next lah, insyaallah
tolong kak Wanda. jangan pernah nulis traveling dan kuliner yeeee..... BOLA AJAAAAA!
BalasHapusWkakakaka.. saya jg bingung kok partai mau ya terima vokalis kangen band itu wkwkw..
BalasHapusSama mas.. saya juga menulis masih gado².. tetep enak nulis utk dibaca robot google daripada dibaca manusia
seisi indonesia bakal mikirin hal yang sama mas. hahahha
Hapusbetul mas. samasama gado-gado kita wkwkkw
Endingnya tetep politik, yaaaaa. Hahaha.
BalasHapusBtw practice makes perfect alias ala bisa karena biasa itu memang benar adanya. Ayipun dl ga kepikiran gmn ngurus anak, nyusui, dll. Tp ala bisa karena biasa, semuanya menjadi mudah di anak kedua. Membagi waktu ngeblog dan anak2pun tdk keteteran. Tinggal gmnnya perspektif aja sih
Mungkin Andhika juga pegang prinsip "bisa karena biasa". Jangan-jangan beberapa tahun lagi dia bakal nyaleg? Bisaaa... :))))))
BalasHapusbisa jadi mbak. tapi semoga aja nggak haha
HapusLah knapa ngomongin Bang Admin sih di akhir? Wkwkw
BalasHapusAku nulis ya nulis, apa aja sih. Kalo cocok ke bola ya itu saja. Jrg kan yg nulis bau2 bola. Mgkn bs digabungin pakai kuliner jg
bang admin kita itu memang luar biasa mba. makanya ku omongin hahaha
Hapusiya sih. nulis emang perkara cocok nggak cocok, passion nggak passion. heheh
Saya nulis awalnya iri sama teman. Lama2 akhirnya terbiasa meski gak bagus2 amat
BalasHapustroll banget di akhirnya bisa karena terbiasa memang benar sih
BalasHapussudah tidak asing lagi nih...
BalasHapus