Dalam
bukunya yang berjudul “ Penghancuran Buku; Dari Masa ke Masa “ Fernando Baez
mengungkapkan bahwa sebagus apapun buku, sepenting apapun buku tersebut, jika
tidak sesuai dengan ideologi pemimpin zaman tersebut, maka buku seolah wajib
dimusnahkan. Cukup banyak ia mendapati kerangka-kerangka buku yang hampir
musnah akibat larangan yang dilakukan oleh rezim masa lalu. Dalam perjalanannya
ke Cordoba, Spanyol, Baez mendapati buku berwarna merah tebal di pojokan
rak-rak yang tertumpuk dengan buku lainnya. Buku yang sudah usang dan hampir
tak bisa terbaca hurufnya ini, ternyata menarik minat Baez karena isinya yang
sangat menarik dan sangat langka tentunya. Meskipun buku tersebut tak utuh
sepenuhnya, Baez tetap ingin membelinya. Namun, ketika hendak membayar buku
tersebut, Baez “dihadiahi” tatapan kosong oleh kasir toko buku sambil berkata “
kau bawa saja buku tua itu, asal kau tahu, itu adalah buku Komunis .”
Mendapat
perlakuan seperti itu, Baez yang berasal dari Venezuela pun seolah memaklumi
sikap penjaga toko buku, mengingat Spanyol adalah Negara Fasisme yang sangat
kental. Dalam beberapa temuannya di berbagai Negara, Baez mengungkapkan bahwa
buku yang beredar luas di masyarakat hanyalah buku yang sesuai dengan sikap
pemerintah setempat, atau setidaknya buku yang telah di sunting ulang agar bisa
beredar luas di masyarakat, seperti yang ada di Spanyol. Sedangkan di
Negara-negara lain seperti Amerika Latin dan sebagian Asia Timur, buku-buku
yang berhaluan kiri dimusnahkan oleh penguasa dengan dalih mengandung unsur
pornografi didalamnya. Melihat fakta yang terjadi, Baez pun menyadari bahwa
peredaran buku pun tergantung dengan suhu politik di Negara tersebut, buku yang
tidak sesuai dengan pemahaman pemerintah setempat langsung dibakar karena dikhawatirkan
akan menjadi ancaman serius bagi kedaulatan Negara.
Sama
halnya dengan buku Fernando Baez tersebut, sepak bola pun tak luput dari
pengaruh-pengaruh politik yang tak jarang menjadi boomerang bagi pelakunya,
juga penikmatnya. Namun, terlepas dari itu semua, masih banyak pula yang
berlindung dan menuai pujian dalam prakteknya.
Dalam
peraturannya, FIFA dengan tegas melarang kegiatan/kepentingan politik
disandingkan dengan sepak bola, jika hal itu dilanggar, maka sanksi pun telah
disiapkan oleh federasi sepak bola tertinggi dunia tersebut. sebut saja
Nigeria, Brunei Darussalam, Yunani, dan sekarang Indonesia yang mendapat sanksi
FIFA akibat campur tangan pemerintah. Akan tetapi, dibalik itu semua, masih
banyak kepentingan politik dalam sepak bola yang luput dari hukuman FIFA,
bahkan mereka tumbuh dengan sendirinya tanpa ancaman dari FIFA.
Pada
2009 lalu, Liga Argentina terancam urung dilaksanakan akibat krisis finansial
yang dialami oleh club pesertanya karena tak sanggup membayar beban utang yang
semakin membengkak, termasuk club besar seperti Boca Juniors dan River Plate
yang terkena dampak paling signifikan. Untuk menanggulangi masalah ini,
pemerintah Argentina melalui presidennya Cristina Fernandez Kirchner, turun
tangan untuk mengatasi krisis keuangan yang telah menjerat club-club
professional Argentina. Dengan segala pertimbangannya, Pemerintah akhirnya
mengucurkan dana senilai 155 juta dollar agar Liga tetap bisa berjalan seperti
biasanya. Berkat peran pemerintah pula, Liga Apertura dan Clausura Argentina
pun bisa kembali bergulir, dan juga, liga yang tadinya hanya bisa dinikmati
oleh pelanggan TV berbayar, kini bisa dinikmati oleh semua warga Argentina.
Keputusan presiden wanita pertama Argentina ini pun membuat ia semakin di
cintai rakyatnya, mengingat warga Argentina merupakan penggila sepak bola yang
sangat fanatic.
Tapi, akuisisi yang dilakukan oleh pemerintah
ini nyatanya tak membuat senang semua kalangan, pihak oposisi Argentina
menuding langkah yang diambil presiden Fernandez hanya untuk “mempercantik” dirinya
agar kembali terpilih dalam pemilihan presiden mendatang, tudingan oposisi
tampaknya memang berdasar, terlebih jika melihat dana yang dikeluarkan tak
sedikit, dana sebesar 155 juta dolar tentu akan lebih bermanfaat digunakan
untuk membangun sekolah atau infrastruktur daerah, karena masih cukup banyak
tempat kumuh yang ada di seantero Argentina. “cetus pihak oposisi Argentina”.
Tudingan oposisi ini pun semakin diperkuat dengan fakta bahwa, Cristina
Fernandez sendiri bukanlah penggila sepak bola dan sama sekali tak pernah
menonton pertandingan sepak bola. Tudingan ini pun tampaknya ada benarnya,
karena pada akhirnya, istri dari mantan presiden Argentina, Nestor Kirchner ini
pun kembali terpilih memimpin Negara Amerika Latin ini untuk periode kedua.
Berbicara
tensi politik, maka kita tak akan bisa melepaskan itu dari suasana Negara Eropa
Timur. Kawasan yang dulunya dibawah kekuasaan Uni Soviet sebagai induknya, kini
telah menelurkan banyak Negara lain akibat runtuhnya kekuasaan Soviet. Salah
satu Negara yang masih sangat hijau dikancah internasional adalah Kosovo.
Negara pecahan Serbia ini mendeklarasikan kemerdekaannya pada 17 Februari 2008
lalu dan menjadi Republik Kosovo. Pada 2011 lalu, kemerdekaan Kosovo pun diakui
oleh 110 negara lainnya. Sebagai Negara moyangnya, Rusia dan Serbia sudah tentu
menolak kemerdekaan ini, dan sampai sekarang dua penguasa Eropa Timur ini tak
pernah mengakui keberadaan Negara yang mayoritas beragama Islam tersebut.
Keengganan Rusia dan Serbia mengakui Kosovo sebagai Negara merdeka pun
berbuntut pada mandegnya upaya mereka untuk menjadi anggota UEFA, bahkan Uni
Eropa. Rusia yang memiliki hak veto di kancah internasional pun dengan tegas
menolak permohonan Kosovo sebagai Negara berdaulat, pun begitu dengan Serbia
yang akan mengancam keanggotaannya di Uni Eropa, juga UEFA, sekalipun Negara
Eropa lain telah menyetujui keanggotaan Kosovo. Tidak menjadi anggota Uni Eropa, Negara yang
dipimpin oleh seorang wanita ini pun mustahil pula menjadi anggota UEFA. Tidak
menjadi anggota UEFA nyatanya tak menyulutkan nyali Kosovo untuk mengadakan
pertandingan sepak bola, walaupun dari tiga kali pertandingan hanya bertajuk Friendly
Match semata. Setelah melewati proses yang sangat panjang, akhirnya Rusia
dan Serbia memberi keringanan bagi Negara yang mayoritas ber etnis Albania
tersebut jika ingin mengadakan pertandingan, dengan catatan, Kosovo dilarang
menyanyikan lagu kebangsaan mereka sendiri.
Setelah
berjalan jauh ke Argentina, Rusia dan sekitarnya, berdosa rasanya jika kita
tidak memasukkan Indonesia dalam dinamika kepentingan politik di sepak bola.
Kepentingan tokoh politik tanah air di ranah sepak bola bahkan sudah sampai
pada titik nadir, karena secara terang-terangan mempraktekkan kongsi politiknya
dalam persepak bolaan nasional. Tentu masih hangat dalam benak ketika seluruh
pemain tim nasional Indonesia, termasuk pelatih Alfred Riedl saat itu diundang
kekediaman ketua partai Golkar, Aburizal Bakrie. Tim nasional yang pada 2011
menjadi runner-up piala AFF dibawa ke rumah ARB yang diprakarsai oleh Ketua
PSSI ketika itu, Nurdin Halid yang juga pejabat teras Partai beringin, dan
merupakan loyalis Bakrie.
Apakah
hanya itu kedok politik yang dilakukan oleh pejabat PSSI? Tentu saja tidak,
lebih dari itu, sepak bola Indonesia seakan sudah dikuasai oleh Oligarki
politik dalam tubuh federasinya. Pejabat-pejabat PSSI sejatinya tak pernah
lepas dari almamater partai yang menaungi mereka, dan ketika masa kepemimpinan
Nurdin Halid berakhir, pengaruh politik ditubuh PSSI nyatanya tak pernah sirna
sekalipun telah berganti masa. Pada masa
kepemimpinan Nurdin Halid, ada beberapa anggota EXCO PSSI yang juga menjadi
pengurus partai dan anggota dewan seperti Tony Aprilani dan Achsanul kosasih
yang menjabat sebagai bendahara umum PSSI dan menjadi manajer Madura United (
club peserta ISL ), ironisnya lagi, Nurdin Halid pernah memimpin PSSI dari
balik penjara karena ia tersangkut masalh korupsi gula impor. Setelah era
Nurdin halid selesai dan diteruskan oleh La Nyala Mattaliti, aroma partai yang
menghinggapi PSSI pun setia ditempati oleh kader parpol besar, seperti Hinca
Panjaitan yang menjabat sebagai ketua Komisi Disiplin ( fungsionaris partai
Demokrat tentunya ) dan Djamal Azis selaku anggota EXCO PSSI yang menjadi
anggota DPR pastinya. Krisis politik di dunia sepak bola memang sudah terjadi
begitu lama, hal ini mungkin agak sedikit bisa termaklumi karena setiap
pengalihan tampuk kepemimpinan, para pejabat PSSI nyatanya terus diisi oleh
orang-orang yang itu-itu saja, berganti muka, namun tetap dengan latar belakang
yang sama.
Apapun
yang terjadi, sepak bola mau tak mau harus bersih dari segala kepentingan
politik yang selama ini telah menjeratnya, karena sepak bola hanya sebuah olah
raga, sebuah permainan yang dimainkan oleh para pelakunya dengan suka cita
penuh gembira, tanpa paksaan dan tiada tekanan. Sementara dari sisi ekonominya,
sepak bola telah menghidupi jutaan warga dunia, meningkatkan taraf hidup mereka
agar lebih layak dengan keterbatasan yang mereka miliki akibat mahalnya biaya
pendidikan formal. Fakta inilah yang menyebabkan sepak bola tak akan bisa
bersanding dengan politik, karena mereka memiliki kegunaan yang sungguh jauh
berbeda.
disaat
sepak bola menghidupi warga dunia tanpa kecuali, politik justru mematikan
manusia yang berseberangan dengan dirinya. Ketika rakyat Argentina dihantui
oleh junta militer dengan kekejemannya, sepak bola hadir membahagiakan hidup
mereka dengan menjuarai piala dunia 1986 dengan Diego Maradona, saat seluruh
pemain Italia sudah ditunggu oleh peluru Benitto Mussollini, punggawa Hungaria
lah yang menggagalkan peluru itu tembus ke jantung mereka karena dengan
sukarela mengalah di piala dunia 1938. Melalui friksi yang disuguhkan didalam
dan luar lapangan, sesungguhnya sepak bola hanyalah permainan dengan tujuan
mulia, ia hanya ingin menyenangkan hati para penggilanya. Ketika politik
menunjukkan kekejaman dengan rasa takutnya, sepak bola muncul membawa
kegembiraan dan telah membuat hidup seseorang menjadi lebih berarti.
Sebagai
sumber imu terbesar di dunia, buku, seperti yang diungkapkan oleh Fernando
Baez, penghancuran buku yang diakibatkan oleh kepentingan politik telah
menyebabkan hatinya menjerit tak percaya, dia tak bisa menyangka sudah cukup
banyak ilmu yang sirna seiring hilangnya buku-buku, manuskrip-manuskrip penting
yang sebenarnya bisa merubah dunia menjadi lebih baik lagi. Begitupula sepak
bola yang rasa-rasanya akan menjadi olah raga yang jauh lebih baik tanpa ada
antek-antek politik didalamnya, dan kembali ke Khittah awalnya sebagai
olah raga menyenangkan tanpa perbedaan yang membelahnya
“
Seharusnya sih federasi sepak bola kita di isi oleh orang profesional, biar nggak ada kepentingan. Kalaupun para anasir politik itu ingin terlibat, caranya adalah dengan mendirikan club, besarkan kemudian juarai liga dengan cara yang fair, seperti yang dilakukan Silvio Berlusconi, Masimo Moratti, atau Roman Abrahamovic.
BalasHapusTapi mencari seorang profesional yang tanpa kepentingan hari inipun rasanya nyaris mustahil. Seperti kata Franz Beckenbauer, Sepak bola adalah cerminan sebuah bangsa. Yang terjadi di sepakbola kita hari ini adalah gambaran Indonesia di segala bidang, minim profesionalisme, doyan gontok-gontokan, sarat akan kepentingan. Just in my opinion...
setuju mas. sudah seharusnya orang/pengusaha?perusahaan indonesia harus belajar independen kalo mau investasi di dunia sepak bola tanah air
HapusBONUS 10% EVERY DAY
BalasHapusPerizinan Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan paling baik yg sediakan jasa layanan kepada pembukaan akun permainan judi atau taruhan online guna kamu di kantor cabang judi online yg bertaraf International, berlaku dan terpercaya hanya di zeusbola.
Juga Sebagai Delegasi Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dengan kongsi Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh sang pemimpin Isle of Man untuk beroperasi sbg juru taruhan sport di dunia.
main judi online deposit pulsa
Ayo daftar sekarang di ZeusBola ---> http://104.248.148.252/
BISA DEPOSIT PAKAI GOPAY
BalasHapusCemePoker merupakan kantor cabang Poker Online, Domino, Ceme, dan Capsa yang menyediakan beraneka ragam banyak game dengan 1 user ID saja dan cemepoker di anugerahkan yang merupakan perutusan judi poker dengan rating win tertinggi.
Cemepoker menjamin 100% keamanan seputar membernya semula pemain Poker abdi dijamin 100% Player VS Player.
janganlah lupa nantikan pahala menyentak tiap-tiap bulannya dan sawab referal seumur pandangan hidup
https://www.pokerceme.info/daftar-poker-online-deposit-via-ovo/
Ayo sekarang di cemepoker ---> http://104.248.153.37/