Musim
2013-2014 hanya menjadi sisa dari sebuah cerita dongeng nan indah bagi club
sebesar Liverpool. Bagaimana tidak, Liverpool yang memulai musim 2014-2015
dengan modal 100 juta pounds untuk memperkuat tim hanya mampu menduduki
peringkat 5 klasemen sampai pekan ke 34 ini, padahal musim lalu Liverpool
memuncaki klasemen liga di pekan yang sama. Ironis jika kita melihat biaya
transfer yang di keluarkan musim lalu tidak mencapai setengah dari musim ini.
Kejeniusan
Brendan Rodgers pada musim lalu pun hilang tak berbekas seiring dengan
hengkangnya bintang andalan Luis Suarez ke Barcelona. Sebenarnya musim ini
Liverpool memulai kampanye nya dengan menjanjikan, menang melawan tim penuh
kejutan Southampton 2-1 pada pekan perdana dan mengalahkan Tottenham Hotspurs
3-0 di London dua pekan berikutnya, tapi setelah itu Liverpool hanya menjadi
bulan-bulanan tim lain tak terkecuali tim semenjana seperti Aston Villa,
Newcastle United, Crystal Palace, dan West Ham United.
Harapan
muncul ketika memasuki tahun baru 2015 pasca kekalahan melawan musuh “setia”
Manchester United 3-0 dimana Liverpool melahap
semua pertandingan tanpa kalah dengan rincian 4 kali imbang dan sisanya
menang, menariknya yang mematahkan kemenangan beruntun Liverpool sepanjang 2015
adalah Manchester United.
Perubahan
formasi yang di terapkan Rodgers dari 4-3-1-2 ke 3-4-3 membuahkan hasil yang
cukup impresif. Liverpool yang pada awal musim sering melakukan kesalahan di
lini pertahanan menjelma menjadi tim yang meiliki pertahanan terbaik sepanjang
2015 tercatat Mignolet mampu menjaga keperawanan gawangnya selama 6
pertandingan beruntun dan menjadi satu-satunya tim yang mencatat 15 cleansheet, dan kembalinya Daniel
Sturridge dari cidera panjangnya juga turut andil menaikkan performa Liverpool
yang pada akhir 2014 terjerembab di
posisi 13 naik ke peringkat 5 klasemen.
Lepasnya
peluang gelar yang bisa di dapat satu per satu membuat posisi Rodgers tidak
nyaman apalagi banyak yang berharap Liverpool dapat mempersembahkan gelar
sebagai kado perpisahan untuk sang kapten Steven Gerrard yang akan pindah musim
depan. Hal ini di perburuk dengan performa Liverpool pada 4 match dimana Liverpool menderita 2
kekalahan, sekali imbang, dan 1 kali menang, banyak fans yang mulai menyuarakan
pemecatan Rodgers yang di anggap gagal menginvestasikan dana 100 juta pounds.
Terlebih jika melihat fakta bahwa Rodgers adalah orang pertama yang memutus
tradisi club yang selalu meraih gelar di tahun ke 3 seorang pelatih yang
berkarir di Anfield.
Fakta
lain yang membuat fans menyuarakan pemecatan Rodgers adalah menganggurnya
pelatih Borrusia Dortmund Jurgen Klopp pada musim depan, banyak yang
beranggapan bahwa filosofi Liverpool sangat klop
dengan filosofi sepak bola yang diyakini oleh Klopp yang di kenal mampu
menciptakan pemain muda berkualitas dan bisa membakar semangat pemain dan
supporter. Apalagi pada pertandingan friendly
di Anfield Agustus lalu Klopp dengan gagahnya menyentuh lambang kebesaran
Liverpool yang bertuliskan This Is Anfield
Beberapa
kalangan pun mulai berfikir kalau yang mengangkat performa Liverpool adalah
Luis Suarez bukan Brendan Rodgers, tentu bukti nyata nya adalah kepergian
Suarez yang secara bersamaan membuka kran
transfer pemain besar-besaran Liverpool tetap tidak mampu menaikkan
performa The Kop, mungkin hanya Emre Can yang bermain stabil sedangkan pemain
lain masih mencari jati diri mereka di Anfield.
Hengkangnya
El Pistolero dari Anfiled juga
berdampak buruk bagi permainan Raheem Sterling. Jika musim lalu dia dengan
cemerlang memanfaatkan kecepatan dan kecerdikkannya untuk mengelabui lawan
dengan bantuan pergerakan Suarez, hal itu tidak terjadi pada musim ini.
Sterling lebih banyak membuang peluang dan pergerakannya pun semakin mudah di
baca lawan, tidak jarang Sterling banyak membuat serangan yang sudah dibangun
oleh rekan-rekannya tidak berguna.
Hal
ini di perburuk oleh fakta keengganan Rodgers untuk mengganti Sterling ketika
dia bermain buruk. Ini tentu berbeda dengan apa yang dilakukan Jose Mourinho di
Chelsea yang berani menggati bintangnya Eden Hazard dan Louis Van Gaal yang
mengganti kapten tim Wayne Rooney ketika mereka bermain buruk atau bahkan
sedang bermain baik sekalipun.
Saya
pribadi sudah teramat muak dengan
permainan sterling yang hanya
mengandalkan kecepatan dan gocekannya tapi tidak efektif bagi kebutuhan tim.
Saya tentu tidak memungkiri kalau Sterling beberapa kali menjadi penyelamat
Liverpool tapi itu tidak menutupi kesalahannya selama ini yang banyak membuang
peluang dan merugikan tim.
Performa
buruk Liverpool musim ini pun di lengkapi dengan cideranya striker utama Daniel
Sturridge dan tidak masuknya Mario Balotelli dalam roh permainan tim, stok striker yang ada seperti Fabio Borini dan
Ricky Lambert pun tidak memiliki kualitas setara dengan Sturridge atau Suarez
Jika
FSG selaku pemilik club masih sabar dengan Rodgers yang berdalih bahwa ini
adalah proyek jangka panjang tentu hal ini tidak bisa di terima fans Liverpool
yang sudah di ambang batas kesabaran. Fakta bahwa Liverpool nihil gelar liga selama lebih 20 tahun
dan susahnya bersaing untuk papan atas tentu membuat fans tidak bisa menunggu
lebih lama lagi untuk melihat club kesayangannya mengangkat trofi. Club tentu
tidak bisa hanya memanfaatkan kecintaan fans yang begitu dalam dan terkadang
membabi buta. Fans hanya mau cintanya terbalas oleh club yang berupa trofi juara.
#YNWA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar