Selasa, 07 Maret 2017

Geliat Sepak Bola Turki

Kita mengenal Mesut Ozil, Ilkay Gundogan, Emre Can, dan Mehmet Scholl sebagai punggawa tim nasional Jerman, tapi satu hal yang tidak bisa kita pungkiri adalah, kenyataan bahwa mereka murni berdarah Turki. Atau si kembar Hamid dan Halil Altintop yang lahir dan besar di Gelsenkirchen, Jerman (Halil dan Hamid Altintop memilih membela Turki)

tentu ini bukan kali pertama orang Turki membela negara lain di sebuah ajang internasional. Salah satu faktor yang mengakibatkan berpalingnya mereka dari tanah airnya karena mereka tidak dilahirkan di Turki, melainkan di negara lain yang bertetangga dengan Turki, seperti Jerman, Swiss, Austria, dan beberapa negara Eropa Lainnya.

Jika kita membuka peta dunia, akan tampak jelas bahwa sebagian besar wilayah Turki terletak di Benua Asia, bahkan ibukota negara, Ankara, juga berada di dataran Asia. Namun, sebagian kecil negara Timur Tengah ini berada di kawasan Eropa, seperti Istanbul yang menjadi kota terbesar di Turki.

Di dunia sepak bola, Turki lebih memilih berada di bawah naungan Uefa (federasi sepak bola Eropa) ketimbang mengabdi di Asia bersama AFC-nya. Mereka memang tidak serta merta memilih Eropa untuk dijadikan home base nya, karena sejak dulu, pendiri Turki, Mustafa Kemal Attaturk selalu mengidentikkan Turki sebagai bangsa Eropa. Dan sebuah kebetulan pula jika dulu mereka memang sempat menguasai sebagian wilayah Eropa. Jadi tak heran kiranya dengan apa yang mereka lakukan sekarang.

Turki yang sejak dari awal keikut sertaanya sebagai anggota FIFA tidak pernah mewakili Asia, ditambah orientasi ekonomi politik yang mengidentifikasi dirinya sebagai orang Eropa semakin membuat negara sekuler ini enggan beranjak dari teritori sepak bola nya. Keputusan ini pun membuat sepak bola Turki jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Asia. Sempat menjadi semi finalis di piala dunia 2002 Korea-Jepang, Arda Turan cs kembali menggoreskan tinta emas saat menjadi semi finalis di Piala Eropa 2008.

Meski setelahnya capaian Turki di Piala Dunia dan Eropa merosot tajam, kompetisi Liga Turki semakin dikenal khalayak ramai. Membaiknya sarana penunjang seperti stadion, tempat latihan, dan keberanian klub untuk mendatangkan pemain bintang menjadi bukti bahwa sepak bola Turki tak hanya ingin menjadi tamu di kompetisi Eropa, mereka juga ingin bersaing menjadi yang terbaik.
sumber: goal.com
Kini, kita tak hanya mengenal Galatasaray, Fenerbahce, Besiktas, atau stadion Attaturk yang terkenal lewat keajaiban Liverpool pada 2005 lalu saja, tapi juga kemunculan Trabzonspor, Bursaspor, dan tim lain yang mulai hilir mudik di kompetisi Eropa.

keberanian masing-masing pemilik klub membayar mahal pemain incaran juga ikut meningkatkan kualitas Süper Lig Turki. Sebelum memasuki masa millenium baru, mungkin hanya Grame Souness, nama tenar yang pernah merumput di Liga Turki kala membela Galatasaray, yang kemudian membuatnya terkenal karena ulah beraninya  yang membuat fans Fenerbahce murka.

Kini, Süper Lig Turki lebih banyak dan beranimendatangkan pemain bintang seperti Didier Drogba dan Lukas Podolski yang sempat bermain untuk Galatasaray, Wesley Sneijder yang masih setia bersama The Aslan (julukan Galatasaray), atau nama lain yang menjadi perhatian tentu saja Luis Nani dan Robin Van Persie yang sempat dan masih membela panji Fenerbahce, serta Mario Gomez dan Ricardo Quaresma yang didatangkan Besiktas.

Menariknya, bukan hanya tiga klub besar asal Istanbul tersebut yang mampu mendatangkan nama-nama terkenal, klub semacam Trabzonspor dan Antalyaspor pun mulai mencuri perhatian. Trabzonspor yang pernah mengenyam arena Liga Champions beberapa musim lalu mendatangkan Marko Marin dan berhasil memulangkan Halil Altintop ke negara leluhurnya. Satu nama yang kemudian mencuri perhatian adalah Samuel Eto’o yang kembali merumput setelah tidak memiliki klub pasca kontraknya habis di Everton. Alih-alih membela salah satu tim yang disebut di atas, Eto’o justru menerima pinangan klub promosi, Antalyaspor, 2015 lalu, yang baru merasakan kompetisi tertinggi di negara yang tak masuk persekutuan Uni Eropa tersebut.

Kedatangan para pemain jempolan berbanding lurus dengan pamor Süper Lig yang semakin menjadi bahan perbincangan. Animo penonton yang hadir ke stadion juga melonjak tajam menjadi 2.578.561 orang (tff.org) demi melihat pemain kesayangan lebih dekat karena selama ini mereka hanya bisa menyaksikannya di televisi. Seperti yang kita ketahui bersama, fans di Turki memang dikenal keras dalam mendukung tim kesayangan dan tak ramah dengan klub pendatang.

Berbicara fans di sepak bola Turki, tidak lengkap rasanya jika kita tidak membahas bagaimana mereka melakukan Intimidasi tiada henti pada lawan yang datang,siapa pun lawan mereka. Ratusan flare yang “membakar” stadion dan gemuruh seporter dengan tingkat kebisingan mencapai 131 desibel – hampir menyamai suara Jet tempur yang hendak lepas landas – menjadi satu cerita tak terlupakan dari suporter yang bertandang ke Turki .

Teror ultras Turki tak hanya lewat suara dan dentuman kembang api, lewat spanduk raksasa bertuliskan “welcome to the hell” atau pelesetan slogan Liverpool yang diubah pendukung Besiktas menjadi “Liverpool, you’ll walk alone here” saat klub asal Inggris tersebut kembali ke Attaturk stadium di ajang Liga Eropa 2014 lalu, menjadi pesan tersendiri bagi setiap tamu yang datang bahwa tak ada ramah tamah di negara yang sempat bersitegang dengan Rusia ini.  
sumber: dailymail.co.uk

Denyut nadi sepak bola Turki tak hanya dirasakan pada kompetisi dan fanatisme fansnya, tapi telah membangkitkan bibit muda bertalenta yang telah lama kita tunggu setelah masa emas Hakan Sukur, Rustu Rechber, dan Emre Bilozoglu. Kebintangan Arda Turan di Barcelona seolah merefleksikan gairah pemuda-pemuda Turki yang pantang menyerah untuk mengejar mimpi sepak bola mereka.


Semakin matangnya Arda Turan dan Nuri Sahin tak menutup gerbang generasi baru bagi sepak bola negara yang dipimpin oleh Racip Tayyip Erdogan ini. Kini kita telah melihat bahwa Turki memiliki bintang-bintang masa depan yang siap menggebrak dunia dalam diri Hakan Calhanoglu, Emre Mor, dan Salih Ucan yang akan menjadi perpaduan indah bersama Selcuk Inan, Burak Yilmaz,Mehmet Topal, dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar