Tim
besar, pemain besar, sudah selayaknya dilatih oleh pelatih besar pula. Hal ini
memang sudah menjadi hukum tersendiri dalam sepak bola. Sebesar apapun club
tersebut, jika dilatih oleh pelatih abal-abal
maka akan biasa saja hasilnya, bahkan cenderung menurun.
Tampaknya ini pula yang beberapa kali terjadi
ditubuh Real Madrid, dengan segala kebesaran yang mereka miliki, presiden club,
Florentino Perez tidak begitu jeli dalam mendatangkan pelatih besar untuk skuat
besarnya.
Rafael
Benitez menjadi salah satu kekeliruan Perez selama menjadi orang nomor satu El Real. Benitez memanglah bukan nama
baru dalam industri sepak bola Spanyol, ia pernah mengantar Valencia ke tahta
puncak liga Spanyol dan piala Uefa di tahun 2004 ( koreksi jika saya salah ),
dan menggeser Madrid yang saat itu dikenal dengan Los Galacticos nya.
Dengan
modal besar itu, ditambah keberhasilannya memenangi liga Champions bersama
Liverpool setahun kemudian, dan kembali mengangkat trofi Europa League (
dulunya bernama piala Uefa ) bersama Chelsea pada 2012 semakin melengkapi CV
Benitez. Mungkin ini pula yang menjadi pertimbangan Real Madrid untuk
merekrutnya, sepeninggal Carlo Ancelotti yang di pecat akhir musim lalu.
Baru
menjalankan kurang lebih 13 pertandingan liga, Benitez sudah dirundung banyak
masalah dari dalam. Mulai dari tidak nyamannya para pemain dengan metode
latihan, kurang dekatnya dia dengan para pemain, ditambah perseteruan yang
santer berhembus antara dirinya dengan mega bintang mereka, Cristiano Ronaldo,
semakin membuat Rafa kehilangan kepercayaan.
Sikap
pragmatis Rafa dalam bermain bola, dinilai tidak cocok dengan tipe permainan
Madrid yang mengandalkan kecepatan dalam diri Ronaldo, dan Gareth Bale, atau
kelincahan seorang James Rodriguez, Marcelo, dan juga Isco yang semuanya mendadak
“mati gaya” dibawah arahan Benitez. Jarangnya nama Ronaldo menghiasi papan skor
membuat isu perselisihan antar keduanya semakin
kencang.
Ronaldo
yang musim lalu menjadi El Picici (sebutan
top skor La Liga ), kini baru mencetak 6 gol dari 13 pertandingan yang
dijalani, tertinggal jauh dari duet Barcelona, Luis Suarez dan Neymar yang
silih berganti memuncaki daftar top skorer. Bahkan, rasio gol Ronaldo pun masih
kalah mumpuni dibanding penyerang Celta Vigo, Nolito, dan Antoine Griezman dari
Atletico Madrid.
Hal-hal
semacam ini jelas membuat seorang Cristiano Ronaldo merasa tidak nyaman, ini
pula yang sering terlihat dibeberapa sesi latihan Madrid, dimana, Ronaldo
seolah tak senang dan enggan mematuhi instruksi dari Benitez selaku pelatihnya.
Setali
tiga uang dengan CR7, kemarahan fans pun semakin memuncak ketika Real Madrid
dengan mudah dikalahkan seteru abadi mereka, Barcelona dengan skor mencolok,
0-4 di Santiago Bernabeu, yang sekaligus membuat Madridista melambaikan kain
putih, sebagai pertanda jika mereka sudah menyerah dengan Benitez.
Tentu
masih prematur jika kita mencap Rafa sebagai pelatih gagal di Madrid, karena
kompetisi baru saja dimulai, tapi jika melihat kondisi tim, pembangkangan
Ronaldo – yang belakangan diikuti sang kapten, Sergio Ramos – dan masalah luar
sepak bola yang menimpa Karim Benzema, fans Madrid patut was-was dengan apa
yang akan terjadi nantinya. Namun, satu hal yang perlu diketahui adalah,
Benitez memiliki jejak rekam sangat baik dalam melatih sebuah tim di tahun
pertamanya.
Valencia,
Liverpool, Chelsea, dan Napoli, semua meraih gelar ditahun pertama Rafael
Benitez melatih. Statistik ini tampaknya bisa menjadi acuan para Madridista untuk bisa sedikit
membusungkan dada jika tim kesayangan mereka akan mendapatkan – setidaknya –
satu gelar di akhir musim.
Apakah trofi La Liga seperti yang ia dapat
bersama Valencia? Atau Liga Champions Eropa yang pernah melambungkan namanya
bersama Liverpool? Atau mungkin juara Copa yang ia persembahkan untuk warga
Napoli? Entahlah, setidaknya salah satu dari piala bergengsi tersebut menjadi
kemungkinan amat besar bagi Real Madrid.
Menyadari
bahwa krisis yang terjadi di Madrid bukan sepenuhnya kesalahan Rafael Benitez
semata, fans pun kini mulai jengah dengan presiden mereka sendiri, Florentino Perez
yang dinilai terlalu memaksakan seorang Benitez sebagai pelatih kepala.
Tuntutan mundur El Presidente pun
mulai didengungkan seisi Bernabeu kala Loz
Marengeus dipecundangi Barca pekan lalu.
Dan
bukan kali ini saja Perez menunjuk pelatih “biasa” untuk mendidik pemain “luar
biasa” yang mereka miliki. Jauh sebelum kehadiran Benitez, Perez mengawali kecerobohannya
dengan menunjuk pria asal Portugal, Carlos Queiroz pada 2003 yang sebelumnya
hanya menjadi asisten Sir Alex Ferguson di Manchester United, dan tentu saja
hasilnya bisa ditebak, Real Madrid gagal total dan membuat Santiago Bernabeu
kosong melompong di sisa musim 2003-2004.
Bahkan,
seorang teman saya di Aceh ketika itu, dengan seloroh berkomentar, “kayaknya Perez sedang buta nyuruh Queiroz
ngelatih Madrid, aku aja engga tau siapa dia sebenarnya, kebantinglah ini
pemain sama pelatihnya”. Sahut dia, dengan logat Aceh yang amat kental.
Padahal dia orang jawa!
Ketika
itu, Madrid dikaruniai skuat bintang lima dalam diri Zinedine Zidane, Luis
Figo, Roberto Carlos, Ronaldo De Lima, dan tentu pangeran mereka, Raul
Gonzalez. Madrid seakan tenggelam oleh Valencia yang sedang menanjak dengan
Beniteznya, Deportivo La Coruna yang tengah menjadi buah bibir, dan Barcelona
yang memunculkan nama Ronaldinho sebagai fenomena baru di sepak bola dunia.
Bukannya
memperbaiki diri, Perez justru kembali melakukan blunder ketika mendatangkan
pelatih “tak” bernama dalam diri Vanderley Luxemburgo setahun kemudian,
keberhasilannya menjuarai Piala Libertadores bersama club Brazil, Santos, telah
membawa ia ke Real Madrid, yang kala itu dibeli satu paket dengan si Pelle
baru, Robinho.
Dengan
skuat yang makin mentereng setelah kedatangan David Beckham, nyatanya tak
membuat Los Galacticos menjadi lebih
baik, dan mengakibatkan Luxemburgo dipecat saat kompetisi sedang berjalan.
Nama-nama lain yang tak kalah tak terkenalnya pun silih berganti menjadi
pelatih Madrid, seperti Jose Antonio Camacho, Mariano Garcia Ramon, sampai Juan
Roman Lopez Carlo pernah menjabat sebagai pelatih kepala di era Galacticos
pertama.
Memasuki
millennium baru, Galacticos baru kembali berdatangan. Tak tanggung-tanggung, 3
bintang sekaligus dengan bandrol diatas 50 juta euro, Cristiano Ronaldo, Karim
Benzema, dan Ricardo Kaka didatangkan. Sialnya, Perez kembali menunjuk pelatih
“aji mumpung” dalam diri Manuel Pellegrini.
Dia
yang musim sebelumnya berhasil mengangkat Villareal ke papan atas La Liga dan
mencicipi semifinal Liga Champions, tidak mampu membawa Madrid lebih jauh dari
posisi Runner Up La Liga dan 16 besar Champions League, sekalipun karirnya
tidak jelek-jelek amat di ibukota Spanyol itu, Perez akhirnya memecat pelatih
asal Chile tersebut di akhir musim.
Florentino
Perez, presiden yang kedua kalinya menjabat sebagai orang tertinggi ditubuh
Real Madrid, tampaknya memang ogah
belajar dari pengalaman sendiri ketika menjadikan Madrid, Los Galacticos
pertamanya dilatih oleh pelatih biasa saja.
Kini
ia kembali mengulang kesalahan masa lalu, ketika mendepak Vicente Del Bosque
yang telah memberinya gelar Champions dan liga Spanyol, dengan seorang Carlos
Queiroz. Dan sepertinya hal itu akan terulang kembali tahun ini, ketika sang
presiden menendang Carlo Ancelotti yang meraih La Decima dan Copa Del Rey, lalu menggantinya dengan Rafael Benitez
yang membawa setumpuk masalah baru ditubuh El
Real.
Nyatanya,
pelatih-pelatih gagal yang disebut diatas bukanlah pelatih sembarangan, mereka berhasil
mengangkat prestasi club semenjana, dan menjadi besar pula namanya, tapi
kebesaran sesaat yang mereka sandang tak sanggup bersanding dengan abadinya
kebesaran Real Madrid yang sudah
tersemat sejak lama.
![]() |
Sumber gambar : edition.cnn.com |
real madrid juara spanyol.
BalasHapusPerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
mungkin itu si perez lagi coba-coba aja, cocok ya dipake, nggak ya dibuang :D
BalasHapus